Gusti mendapat kabar jika keluarga mereka termasuk dalam daftar penerima manfaat sebuah program bantuan rumah. Bantuan tersebut bernilai setara sepuluh juta rupiah. Masih membayangkan bentuk rumah yang ia impikan, namun bantuan sudah mereka terima berupa bermacam bahan bangunan dalam jumlah tertentu. 

Ada dua ratus kilogram besi beton, empat puluh sak semen, serta satu reit pasir. Bahan-bahan tersebut tentunya belum cukup memadai untuk menghasilkan sebuah rumah yang utuh. Tabungan mereka pun sangat terbatas. Penghasilan tambahan baru akan didapat pada awal tahun depan, dari penjualan hasil kebun. Semoga saja curah hujan di tahun ini tidak kurang. 

Bagaimanapun, Gusti dan Siska harus memutar otak, agar segera memulai membangun. Karena hunian saat ini, dengan menumpang di rumah orangtua Siska, sudah terlalu sempit.

Kawan muda Arsitek Komunitas dan Mahasiswa Praktek  tuliskan dan gambarkan desain konseptual sebuah rumah untuk keluarga petani berdasarkan Fragmen Peristiwa tadi. Uraikan selengkap mungkin tentang pilihan bahan, sistim konstruksi, cara, tahapan, hingga pembiayaan pembangunan lewat: 

1. Naskah tulisan sepanjang 700-900 kata dengan ejaan dan kaidah tata bahasa yang baik dan benar.

Kompetisi ini terbuka untuk lulusan S-1 Arsitektur maupun Mahasiswa Praktek yang berdomisili di wilayah Provinsi NTT. Sarjana S-1 selampaunya sampai dengan tahun kelulusan 2021.