FAQ - Bambu Sebagai Bahan Bangunan
Tanaman bambu tergolong kerabat rerumputan atau familia gramineae. Demikian bambu bukan pohon. Maka kita sebut rumpun bambu. Bambu tumbuh di lereng terutama di tepi aliran air.
Rumpun bambu memiliki sistim akar yang disebut simpodial. Jalinan akar menghasilkan rebung setiap tahunnya. Musim rebung dimulai di awal musim hujan. Kemudian, rebung tumbuh menjadi batang yang utuh dalam waktu empat bulan. Satu tahun saja tumbuh daun lengkap. Setahun berikutnya berganti daun baru.
Rumpun bambu adalah individu yang dapat hidup antara 60-130 tahun. Pada akhir daur hidup rumpun bambu akan berbunga dan menghasilkan biji.
Memanen batang bambu dengan baik dan benar menjaga rumpun bambu tetap sehat dan produktif.
Bambu untuk bahan konstruksi terbaik adalah dari batang yang berumur antara 3-5 tahun. Jika kurang dari itu serat bambu tidak cukup padat, tidak kuat.
Uji laboratorium menunjukkan serat bambu lebih kuat tarik ketimbang serat baja (Morisco: 1999). Namun, potensi ini terbatas oleh syarat dan ketentuan. Tantangan utama untuk mengeksploitasi kuat tarik bambu ada pada desain sambungan antar elemen bambu.
Arsitek bambu yang paling sukses mengandalkan sambungan tekan, dan/atau sambungan tarik hanya bila memungkinkan.
Salah satu alasan paling tepat untuk memilih bambu ialah letak geografis kita sebagai wilayah gempa.
Arsitektur bambu mensyaratkan setiap komponen bambu terlindung dari cuaca.
Umpak melindungi bambu dari kelembapan tanah juga rayap.
Teritisan yang lebar melindungi bambu dari tampias dan paparan sinar matahari langsung. Demikian supaya keindahan alami bambu dapat bertahan lebih lama.
Sel bambu menyimpan saripati yang digemari oleh kutu, misal Dinoderus minutus.
Kutu bambu masuk dan tinggal di permukaan dalam yang lebih lunak.
Larutan senyawa borate yang disuntikkan ke dalam sel bambu menjadi kristal garam, sehingga kutu pergi untuk selamanya.
Larutan pengawet digunakan dalam siklus tertutup sehingga tidak mencemari lingkungan.
Sifat anatomi bambu yang ringan berongga ideal sebagai bahan struktur di wilayah gempa.
Pasca gempa Yogyakarta 2006, Lombok dan Sulawesi Tengah 2018, bambu menjadi primadona material bangunan dalam program rekonstruksi untuk hunian maupun fasum-fasos.
Arsitek dan insinyur bambu merupakan keahlian langka. Di sisi lain, terlalu sedikit penelitian, peraturan, dan standarisasi bambu.
Padahal, kedua komponen tersebut di atas adalah syarat agar bambu mendapat tempat lebih luas dalam industri konstruksi.
Semua bahan bangunan dapat terbakar tidak terkecuali kayu dan bambu. Namun, bambu yang mengandung zat pengawet garam borate menjadi sulit terbakar.
Prinsip-prinsip perancangan juga bertujuan untuk mengurangi resiko kebakaran.
Biaya bangunan bergantung pada beberapa konponen harga, misalnya tenaga kerja, harga satuan bahan, pilihan jenis struktur dan bahan pelapis, hingga pilihan utilitas kelengkapan bangunan. Dengan kata lain, harga sangat ditentukan oleh konteks lokasi pembangunan.
Karena rentang variabel harga yang lebar, maka dapat diasumsikan anggaran ideal untuk bangunan bambu sekurangnya adalah dua juta lima ratus ribu rupiah per meter persegi lantai terbangun.
Setiap rupiah yang diinvestasikan untuk bangunan bambu menghasilkan nilai riil, nilai fungsional, nilai estetis, namun juga nilai sosial.
Mulai dari pemilik rumpun hingga pekerja dan perajin bambu mendapat keuntungan. Masyarakat pada umumnya mendapatkan benefit pelestarian lingkungan.